Obesitas dan Hipertiroid, Wanita Ini Sukses Turun 68 kg dengan Jalan Kaki
Sepanjang hidupnya, wanita asal Fargo, North Dakota bernama Roxanne Mullenberg selalu kelebihan berat badan hingga obesitas dan membuat gaya hidupnya jadi kurang aktif. Ditambah lagi, dokter mendiagnosis dia dengan penyakit hipertiroid yang dapat mempersulitnya untuk menurunkan berat badan tanpa pengobatan.
Namun rupanya ia bertekad hidup lebih sehat dan berusaha mengurangi lemak di tubuhnya. Sementara dokter mengatur pengobatan yang tepat, Mullenberg memutuskan untuk berpartisipasi mengikuti tantangan berjalan kaki bersama dengan teman-temannya.
Saat dia memulai tantangan itu pada Februari 2020, beratnya sudah mencapai 358 pon atau sekitar 162 kg. "Saya mencoba berbagai hal untuk memperbaiki kebiasaan hidup saya, dan berjalan kaki memberikan motivasi yang berbeda," kata wanita yang bekerja sebagai manajer di sebuah bank itu.
Tetapi, sebulan memasuki tantangan berjalan kaki, pandemi Covid-19 melanda. Tiba-tiba, Mullenberg harus bekerja dari rumah dan membantu putranya, Ryan (11 tahun), yang harus bersekolah secara online.
Kendati demikian, pandemi tidak menghentikan langkahnya untuk mencapai kehidupan yang lebih sehat. "Saya tetap berjalan-jalan untuk melepaskan stres. Berjalan kaki sangat bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental," terangnya.
"Saya juga membawa anak saya berjalan-jalan ke luar rumah dan kami berdua sangat menikmati kegiatan yang menyenangkan ini," lanjut dia. Mengubah pola makan Selain berjalan kaki sehari, Mullenberg juga mulai memeriksa kebiasaan makannya.
Dia bahkan mengikuti sebuah program makan yang lebih sehat dengan berfokus pada penambahan protein tanpa lemak, sayuran, buah-buahan, dan beberapa pati. Pada minggu pertama mengikuti program makan sehat itu, dia kehilangan berat badan hingga 11 pon atau sekitar 4,9 kg.
Awalnya dia hanya mengonsumsi shake untuk sarapan. Sedangkan makan siang dia mengonsumsi protein bar. Untuk camilan dan makan malam dia mengonsumsi protein tanpa lemak dan sayuran. Sekarang, dia mengonsumsi shake untuk sarapan, dua batang protein untuk camilan, serta protein tanpa lemak dan sayuran untuk makan siang dan makan malam.
"Saya menambahkan buah-buahan yang bisa dimakan saat sarapan dan di malam hari. Saya juga menambahkan pati saat makan siang dan makan malam," katanya. Mullenberg biasanya berjalan 40 menit setelah makan siang dan kemudian berjalan-jalan di malam hari bersama sang anak.
Sejak tahun lalu, dia telah menurunkan berat badan total sebanyak 149,5 pon atau sekitar 68 kg. "Saya jadi memiliki lebih banyak energi dan saya mendapatkan kepercayaan diri lagi," ujarnya.
Pelajaran yang diambil Melalui pengalamannya tersebut, Mullenberg belajar lebih banyak tentang dirinya sendiri. Dia pun berbagi beberapa tips untuk orang lain yang mungkin juga ingin mengubah kebiasaan hidupnya menjadi lebih sehat.
1. Lakukan sesuatu untuk diri sendiri
Banyak orang melihat olahraga dan makan sehat sebagai tugas. Padahal, itu benar-benar cara untuk menunjukkan cinta kita pada diri sendiri. "Saya salah satu dari orang-orang yang tidak benar-benar meluangkan banyak waktu untuk diri saya sendiri. Saya selalu melakukan sesuatu untuk orang lain," ungkapnya.
"Salah satu hal terbesar bagi saya sekarang adalah lebih peduli dan melakukan sesuatu untuk diri saya sendiri," tambah dia.
2. Mengubah pola pikir
Mengubah kebiasaan makan dan olahraga bisa terasa berlebihan dan itu bisa membuat beberapa orang putus asa. Ketika kita harus menambahkan lebih banyak sayuran ke dalam menu makanan, cobalah untuk mengubah pola pikir agar makanan ini memiliki rasa yang sama enaknya dengan makanan tidak sehat.
"Itu dapat mengubah pola pikir kita, sehingga kita lebih terbuka untuk mencoba hal-hal baru dan menjadi kreatif," imbuhnya.
3. Tentukan tujuan yang masuk akal
Ketika Mullenberg memulai penurunan berat badannya, dia bahkan tidak memikirkan target berat badan. Namun, seiring berjalannya waktu dia memiliki tujuan yang tetap yakni menurunkan berat badan dan merasa lebih baik tentangnya sendiri.
Dia juga memutuskan untuk lebih banyak mendengarkan tubuhnya selama proses penurunan berat badannya. "Bagi saya, itu hanya mencari tahu ke mana tubuh saya ingin pergi. Jika tubuh saya akan stabil di tempat saya berada sekarang, saya juga akan sangat senang dengan itu," pungkasnya.
Sumber :
https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/16/083058220/obesitas-dan-hipertiroid-wanita-ini-sukses-turun-68-kg-dengan-jalan-kaki?page=all#page2